Friendshipnation.

Assalamualaikum semua!

Pernah gak sih, kalian punya teman, yang bener-bener teman, yang memang apa adanya, tanpa ada bumbu negatif dalam dirinya, yang memang membuat kamu nyaman lama-lama ngobrol sama dia, atau sekedar duduk dikursi panjang lalu diam-diaman, dan kalian merasa cukup dengan itu.

Pernah?

Honestly, Aku pribadi belum ketemu sama orang yang kayak begitu. Entah karena aku terlalu straightforward dalam segala hal atau aku yang terlalu sulit bergaul. Kedua alasan itu selalu jadi hal pertama yang menghambat pertemanan kita. Beberapa orang berhasil keluar dari zona nyaman dimana mereka lebih asik sendiri dan akhirnya berteman, tapi, ada juga yang masih betah dalam dunianya sendiri sampai lupa, kalo sesuatu bakal jadi lebih indah dengan kamu punya seseorang yang jadi tempat paling asik buat istirahat.


Menurut kalian, butuh gak sih buat kita punya teman? Kenapa?

Banyak yang bilang kalo teman adalah orang yang selalu ada disisi kamu mau apapun keadaannya, senang atau sedih, dia bakal ada disamping kita buat ikut menangis saat kita jatuh, dan ikut tertawa bahagia ketika kita mencapai sesuatu.

Tapi untuk aku sendiri, aku gak butuh teman yang selalu ada. Karena, dia juga punya kehidupannya sendiri, dia punya masalahnya sendiri yang mungkin aja berbeda dengan masalah kita. Kita tentu gak bisa memaksa dia dengan bilang, "Gue lagi down kayak gini, lo seharusnya ada disini untuk mendukung gue". Salah nggak, ngomong kayak gitu?. Yaiya salah, dari situ aja keliatan jelas bahwa kita adalah orang yang terlalu egois untuk mementingkan masalah sendiri tanpa tau dia juga punya masalah.

Everyone has their own life, with their own problem.

Lalu, apa yang sebenarnya kita butuhkan dari seorang teman?

Percaya atau tidak, kita hanya butuh sedikit dorongan.

Ketika kalian ada pada posisi dimana kalian jatuh sejatuh jatuhnya, kalian hanya perlu 1/4 dorongan dari teman karena 3/4 lainnya datang dari diri kamu sendiri. "Gue tau lo ada di posisi terendah sekarang ini, tapi menangis bukan satu-satunya cara, lo bisa bangkit, tapi bukan gue yang membantu lo, tapi diri lo sendiri yang menarik lo dari lubang itu. Lo bisa melakukannya sendiri."

Bagiku, orang seperti itulah yang teman.

Aku lebih suka orang jujur yang ketika kita meminta bantuan dan dia akan jujur bahwa dia tidak bisa daripada orang yang membantu hanya agar membuat kita senang.

Tentang tempat curhat, kira-kira, seberapa sering kalian ngechat temen hanya untuk bilang "tadi keren bgt gila blablabla" atau "YA ANJIR KESEL BGT TAUGA DIA TUH..." dan lain-lain.

Sering? Sama, aku juga.

Dan, apa yang kalian rasakan saat kalian udah ngetik panjang-panjang dengan emosi membludak lalu temen kalian cuma bales,
"Hahahaha"
"wkwkw"
"WKWKW"
"yang sabar ya"
"iyaaa"
"hmm"

sakit? atau tipisnya, kecewa? YA SAMA AKU JUGA GITU.

hehe, enggak enggak. Aku sendiri terlalu sering ngalamin yang kayak gitu sampai rasa kecewa aku gak terlalu besar. Pada kondisi tertentu, ketika aku chat temen dengan kapslok selalu nyala, dimana saat itu aku memikirkan banyak hal negatif, lalu temen cuma bilang, "Yaudah si sabar aja"

Hng... kesel gak kalian? Kalo aku sih kesel. Banget.

Karena sewaktu itu, aku bener-bener jadi manusia berpikiran negatif namun dengan balesannya, aku seketika berpikir ulang,

Apa orang seperti ini, patut disebut teman?

Ini poin penting dari tulisanku sekarang, yang diatas mah cuma muqaddimah.

Sejak saat itu, aku rasa, aku gak perlu terlalu terbuka dengan orang, sekalipun dia temanku sejak bertahun tahun lalu(ini pemikiran salah guys wkwk), Tapi aku emang sekesal itu. Silahkan sebut lebay, tapi, kalian tentu bakal ngerasain sesuatu yang aneh dihati kalian ketika temen yang kalian anggap teman terdabes, teman sejak dulu, teman dari orok, teman sejak masih ngompol di celana, dengan entengnya ngomong, "yaudah si".

Menurutku, ada bagusnya kita memilah apa yang sebaiknya harus diceritakan pada teman, dan apa yang harusnya kita pendam sendiri saja. Bagi aku, yang (sepertinya) tau karakter teman-temanku, aku tidak lagi bercerita tentang hal-hal super pribadi kepada mereka. Aku hanya akan cerita tentang anak-anak kelas, kehidupan fangirling, dan hal-hal receh.

Tapi untuk urusan perasaan, semacam perasaan ke lawan jenis(?), sebut aja perasaan ke doi, i never tell them again. Ada banyak masalah yang kemarin sempat terjadi dan kayaknya, doi adalah hal sensitif yang tidak bisa dijadikan topik ngobrol.

Kayaknya ini udah sangat ngelantur kemana mana, karena ini malah jadi lapak curhat diri q, jadi,

see ya soon!


for you, who has been my friend since a long ago, thankyou. you're my best best friend. But, sorry, i seem tho sensitive to be your friend. Sorry, you don't deserve people like me.

Next ; Lucid Dream.

Komentar

  1. gua ga pernah ketemu sm org yg 100 persen mau mendengar curhat w sepenuh jiwa jg koq. memang banyak air mata yg keluar (asik) tapi disitulah gua menjadi kuat. gapunya teman, ga masalah. kan masih ada Allah. kan masih ada diary. kan masih ada oppa. heheheh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener! tapi punya temen pasti bakal bikin ur life lebi indah.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Field Trip, Menyenangkan atau Melelahkan?

Lucid Dream.

Praktek Haji Kuy !